Menangislah karena kita tidak bisa menangis

Barang siapa memperbagus hal-hal tersembunyinya, niscaya Allah jelitakan apa yang tampak darinya. Barang siapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya Allah baikkan hubungannya dengan sesama. Barang siapa disibukkan oleh urusan agamanya, maka Allah yang akan mencukupinya dalam perkara dunia.” ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz

Sahabat, pernahkah kalian menanyakan kepada diri kalian sendiri seperti apakah iman kita?. 
Seberapa cintakah kita kepada Allah?
Seberapa dekatkah kita kepada Allah?
Sudahkah kita masuk islam secara kaffah?
dan lain sebagainya

Di bulan ramadhan ini , lantunan ayat suci Al-qur'an terdengar dimana-mana, di jalan, di dalam bus, di mall, di mini market, baik pagi siang ataupun malam (semoga tidak dianggap polusi udara ya,,hehe).  Seperti saat ini, ketika saya sedang menunggu suami di kampus, seorang gadis tepat disamping saya sedang membaca ayat cinta Nya dengan suara lirih.. Karena saat ini saya sedang berhalangan maka saya hanya bisa mendengar sambil sesekali melirik hp yang baterainya sudah bertanda seru, menunggu balasan sms suami.

Sang gadis terus membaca, tak perduli berapa orang yang lalu lalang di hadapannya, dia tetap fokus melanjutkan membaca ayat Nya dengan lirih, tak jelas surat apa yang dia baca karena bacaannya begitu lirih, tak ingin mengganggu kegiatan yang lain sepertinya.

Aaah benarlah memang bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, setiap manusia merasakan berkahnya, termasuk saya yang sedang tidak puasa, hanya mendengar bacaan lirih gadis ini membuat hati sendu berbeda rasanya ketika dibaca pada bulan lain.

Entah mengapa tiba-tiba saya teringat perkataan seorang sahabat terbaik saya kemarin pagi, “Menangislah karena kita tidak dapat menangis, menangislah karena kita tidak dapat menangis ketika ayat suci Al-qur’an diperdengarkan”. Jleebb kata-kata itu serasa seperti palu thor yang memukul hati ini. Entah kapan terakhir kalinya saya menangis saat membaca Al-qur’an, atau bahkan mungkin tidak pernah sama sekali?. Astaghfirullah :(

Bulan ramadhan ini adalah momentum yang tepat untuk meraih berkah ramadhan, karena itu hampir setiap muslim di dunia berusaha meraihnya, salah satu caranya adalah dengan membaca Al-qur’an. Banyak yang memasang target di bulan ramadhan ini dapat khatam Al-qur’an lebih dari 1 kali, atau mungkin lebih dari 3x. tidak salah memang, namun esensi dari Al-qur’an adalah bukan seberapa banyak ia dibaca namun seberapa banyak kah kita menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari?.

Bahkan sahabat sehebat Umar bin Khatab yang bahkan syetanpun takut dengannya mentadaburi Surat Al-Baqarah selama 10 tahun, lalu apalah kita?, sedangkan keimanan kita masih turun naik, dan ibadah kita masih jauh dari kata sempurna.

Salah satu cara untuk mengetahui keimanan kita adalah dengan menanyakan kepada diri sendiri, seberapa dekatkah kita dengan Al-qur’an?, apakah kita selalu menangis ketika membaca Al-qur’an?. Padahal Allah dengan terang menjelaskan dalam ayat cinta Nya

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

Bahkan seorang rasulullah yang dijamin masuk surga pun menangis ketika diperdengarkan ayat suci Al-qur’an.

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).

Patutlah dipertanyakan keimanan seseorang bila membaca Al-qur’an matanya tak berlinangan air mata
Patutlah dipertanyakan keimanan seseorang bila diperdengarkan nama Allah tak pernah bergetar hatinya
Patutlah dipertanyakan keimanan seseorang bila diceritakan tentang azab neraka tak pernah memohon ampun atas dosa yang diperbuat.

Sambil menangis Syeikh khaled al-rashid menyampaikan dalam potongan ceramahnya tentang orang-orang yang takut kepada ALLAH
 Jika kalian ingin megeahui tingkat keimanan kalian,maka awasi diri kalian ketika sedang sediri.Sesungguhnya iman tidak terwujud di dalam melaksanakan shalat 2 raka’at atau berpuasa pada suatu hari,melainkan iman terwujud dalam  perjuangan melawan diri sendiri dan hawa nafsu.Demi ALLAH,nabi Yusuf as tidak diberikan derajat yang tinggi kecuali ketika dia melaui ujian itu, ‘’dan adapun orang-orang yang takut pada kebesaran tuhannya dan menahan diri dari menahan hawa nafsunya,maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya),’’(quran 79:40-41)

Sejatinya tingkat keimanan seseorang dibagi atas tiga tingkatan yaitu Iman ini Ilmul Yakin, ainul yakin dan haqqul yakin.
Ilmul Yakin adalah kesadaran untuk meyakini tentang segala sesuatu khususnya tentang ketauhidan Allah dan segala yang berkaitan dengan sifat-sifatNya melalui orang lain,
 Ainul Yakin adalah suatu keyakinan yang tidak hanya di dapat dari seseorang, tetapi keyakinan yang terbangun karena suatu pencarian tentang bukti-bukti keberadaan Allah dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kekuasaan dan kemutlakan mengenai hukum-hukum alam yang telah di ciptakannya.
Haqqul Yakin adalah keyakinan yang mutlak dan tidak akan tergoyahkan dari seseorang yang merasa bahwa dirinya hanyalah bagian yang sangat kecil dari sesuatu yang sangat-sangat besar dan diluar kemampuan logika berpikir manusia. Disini bukan hanya mata yang bisa melihat tetapi ada keterlibatan hati yang sangat dominan dalam keyakinan akan dzat Allah. Inilah Iman dengan sebenar-benarnya Iman.
Pada tingkatan haqqul yakin ini, kita sebagai seorang hamba akan merasakan ikatan yang sangat kuat dengan rabb Nya. Keinginan untuk berinteraksi dengan Allah sangat kuat, menjadikan hati selalu terpaut pada Nya, dan selalu merasa takut untuk berbuat maksiat.
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya” (HR. Tirmidzi no. 1633).

Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh Al-Albani dalam Sahih Sunan At-Tirmidzi [1338]).

Maka menangislah,,,
Menangislah kawan karena kita tidak dapat menangis saat membaca Al-qur’an
Maka menangislah,,,
Menangislah kawan karena kita tidak dapat merasakan kenikmatan rasa cinta yang Allah suguhkan dalam ayat-ayat Nya.
Maka menangislah
Menangislah kawan karena dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Maka Menangislah …

0 comments:

Post a Comment

RoSe DeSign. Powered by Blogger.