Mendadak kemarin sore saya
mendapat panggilan wawancara di KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)
terkait lowongan pekerjaan menjadi asisten ahli untuk para petinggi di KKP. Sejujurnya
saya sangat kaget mendapatkan panggilan wawancara ini karena hal ini tidak
masuk dalam target rencana kami untuk sebulan ke depan. Karena itu malamnya
kami mengadakan Family Forum dadakan, saya menanyakan pendapat suami tentang
panggilan ini, karena saya masih bimbang apakah tawaran ini diambil atau saya
tolak karena saat itu ‘Azam sedang sakit. Setelah diskusi cukup panjang maka
suami menyuruh saya untuk pergi asalkan kondisi ‘Azam sudah semakin baik.
Semalaman ‘Azam tidur tidak
nyenyak, sering sekali terbangun karena sesak nafas dan sakit tenggorokan. Saya
sangat sedih melihat ‘Azam menderita seperti ini, tapi saya bisikan ke telinga ‘Azam.
“Azam yang sabar ya sayang, Azam
kuat, ‘Azam pasti sembuh, ummi sayaaang sama ‘Azam”
Semalaman saya selalu bisikan
kata – kata positif dan doa- doa agar ‘azam segera sembuh meskipun ‘Azam tidak
sadar, kata – kata saya masuk ke dalam memori alam bawah sadarnya.
Alhamdulillah wa syukurillah besok pagi azam terbangun dengan senyuman, ya
Allah melihat senyuman azam membuat semua lelah dan kantuk saya hilang
seketika. Lalu saya dan suami sepakat saya tidak usah mengerjakan pekerjaan
rumah tangga sehingga saya dan suami fokus untuk bermain dengan ‘Azam, cukup
beres – beres sedikit, menyapu dan memasak. Untungnya malamnya saya sudah
mencicil pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring dan baju sehingga memang
pekerjaan rumah tangga di pagi hari cukup sedikit.
Permainan yang kami lakukan
sangaaat seru, mulai dari main pesawat, main olah raga, dan berantem –
beranteman,hehe. Alhamdulillah meskipun pilek dan batuknya belum terlalu sembuh
tapi alhamdulillah panas azam sudah turun jadi azam semangat untuk bermain.
Setelah bermain cukup lama dengan
‘Azam, jam 10 pagi saya berangkat ke rumah orang tua saya di tangerang. Berat
rasanya meninggalkan ‘Azam apalagi dalam kondisi tidak sehat seperti sekarang
ini, tapi saya teringat perkataan suami dan ibu saya bahwa ‘Azam hanya titipan,
meskipun kita sangat menyayanginya akan tetapi dia bukan milik kita sepenuhnya,
sayangilah sewajarnya dan tanamkan dalam diri bahwa menyayangi tidak harus
selalu bersamai, karena terkadang berpisah bisa jadi pelajaran berharga buat
anak. Kata – kata ini diucapkan suami dan ibu saat saya akan menyapih Azam di
rumah orang tua.
Bismillah ya sayang, kita sama –
sama belajar.’Azam belajar untuk mandiri dan tidak tergantung dengan ummi dan
ummi belajar untuk tidak terlalu terikat dengan ‘azam. Sehat terus ya nak, love
youuu
#KuliahBunSayIIP
0 comments:
Post a Comment